Translate/Terjemah

Rabu, 27 Juli 2016

TATA KRAMA PERGAULAN MUDA-MUDI DALAM ISLAM



TATA KRAMA PERGAULAN

MUDA-MUDI

Bergaul yang baik adalah pergaulan dari hati dengan penuh keihlasan. Pergaulan dengan penuh rekayasa dan tipu daya demi kepentingan yang bernilai rendah tidak akan pernah ‘langgeng’ dan cenderung akan menimbulkan masalah. Bergaul dengan hati akan membuat kita tentram dan nyaman. Kita tidak akan dihantui dengan perasaan tidak enak dan tidak ada rasa takut kehilangan.
Apalagi kita bergaul dengan orang yang sering menyakiti hati, baik secara lisan maupun sikap/perbuatan. Niscaya kita tidak akan pernah tenang dan senang bergaul dan berdekatan dengan orang tersebut. Bahkan nantinya kita cenderung menghindari mereka. Hal ini juga berlaku bagi kita, jika kita dianggap merugikan sehingga sejak awal pun orang akan menghindari diri kita.
Dalam bergaul kita patut mematuhi rambu-rambu atau tata krama dalam pergaulan agar kita senantiasa membina hubungan baik dengan orang lain. Rambu-rambu tersebut adalah :
1. Hindari Penghinaan
Janganlah pernah melakukan hal-hal yang bersifat merendahkan, ejekan, dan penghinaan dalam bentuk apapun terhadap orang lain, baik tentang kepribadiannya, postur tubuhnya, kemampuannya dan kaadaan sosialnya. Hal ini akan menimbulkan perasaan sakit hati dan dendam terhadap seseorang.
2. Hindari Ikut Campur Urusan Pribadi
Hindari ikut campur urusan pribadi orang lain yang tidak ada manfaatnya bagi kita, bila terlibat. Karena bila kita melakukannya, yang muncul hanyalah ketidaksuka-sukaan di salah satu pihak.
3. Hindari Memotong Pembicaraan
Janganlah suka memotong pembicaraan orang lain, jika hal ini dilakukan dalam bergaul akan berkembang menjadi ketidaksukaan bahkan kebencian dapat bersarang ditubuh seseorang. Karena betapa tidak enaknya bila kita sedang bicara kemudian tiba-tiba dipotong dan disangkal oleh orang lain.
4. Hindari Membanding-bandingkan
Sedikitpun jangan sekali-kali secara sengaja membanding-bandingkan orang lain, baik itu berupa jasa, kebaikan penampilan, perbuatan, harta dan sebagainya. Jika orang tersebut mendengarkan menyebabkan dia merasa dirinya tidak berharga, merasa rendah diri atau sampai terhina.

5. Jangan membela musuhnya dan mencaci kawannya.
Setiap orang mempunyai kawan yang disukai maupun yang dibenci. Bila membela musuhnya, maka kita akan bergabung dengan musuhnya. Sedangkan apabila kita membenci kawannya maka kita akan dianggap sedang mencaci dirinya. Karena orang itupun akan merasa terhina bila temannya dihina. Sebaiknya bersikaplah netral untuk kebaikan semua pihak. Sementara itu, dalam bergaul seharusnya kita prioritaskan adalah memperbanyak kawan bukan lawan.
6. Hindari Merusak Kebahagiaan
Bila seseorang tengah suka cita, gembira dan bahagia jangan sekali-kali kita melakukan tindakan yang merusak kebahagiaan atau kegembiraannya saat itu juga.
7. Jangan Mengungkit masa Lalunya
Janganlah pernah mengungkit kesalahan, aib atau kekurangan yang sedang berusaha ditutup-tutupi. Siapa tahu kelemahan di masa lalu sudah terhapus dengan ia bertaubat. Belajarlah untuk selalu bersama-sama memulai lembaran baru yang lebih putih, bersih dan bersemangat untuk mengisi lembaran tersebut dengan kebaikan demi kebaikan.
8. Hati-hati dengan marah
Kemarahan yang tak terkendali dapat menghasilkan kata dan perilaku yang keji, yang akan melukai perasaan orang lain. Hal ini tentunya dapat merusak atau menghancurkan hubungan baik di lingkungan manapun.


9. Hindari Menertawakan Orang lain.
Sebagian besar sikap menertawakan muncul karena menyaksikan kekurangan orang lain. Sikap, penampilan dan wajah terkadang membuat sebagian orang tertawa karena terlihat lucu dimata mereka. Ingatlah tertawa yang tidak pada tempatnya akan mengundang rasa sakit hati dan merasa terhina.
Berbagai macam rambu-rambu atau tata krama dalam pergaulan yang harus kita patuhi dan berbagai bentuk perilaku yang harus kita hindari agar hubungan kita dengan teman-teman kita bejalan baik. Karena hubungan petemanan yang baik tentu akan sanggat bermanfaat bagi perkembangan dan kemajuan pribadi kita. Selamat mencoba!!
TATA KRAMA PERGAULAN MUDA-MUDI DALAM ISLAM
Mungkin sekarang kita melihat muda-mudi yang tidak karuan tingkah perilakunya,bergaul tanpa ada tata krama dan kehormatan yang pantas
kita jaga. Berpakaian yang tak sesuai ajaran islam,malahan terbalik kaum adam meniru gaya kaum hawa.. Aduh dan sebaliknya.. Di mana akal pikiran mereka?modernisasi bukan seperti..! Bersendau gurau tanpa batas dan guna dengan penuh nafsu belaka. Allah SWT berfirman dalam Q.S. An-nur : 30
قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
24.30. Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”
kenapa untuk menjaga kehormatan kita masing – masing tak mau..bukan malah di biarkan orang yang tak berhak memandangnya.. Pemuda pemudi ayo lah tunjukan moral kita,saudara saudari ku jangan seperti bahwa Allah swt telah berfirman pada Q.S. An-nur : 31
وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاء بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاء بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُوْلِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاء وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
24.31. Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. saudara saudari ku marilah kita renungi semua ini,wahai kaum hawa yang sekarang kebanyakan membuka aurat dirinya,tutup lah dengan kerudung mu,pakaian yang longgar (tidak ketat) sehingga tidak melihat lekuk lekuk bentuk tubuh kita.. Semoga kita menjadi orang yang beruntung.
Di bawah ini diuraikan beberapa aturan Islam berkaitan dengan masalah pergaulan muda-mudi, antara lain :
1. Menjaga Pandangan
QS. An-Nur : 30-31
Tidaklah seorang Muslim sedang melihat keindahan wanita kemudian ia menundukkan pandangannya, kecuali Allah akan menggantinya dengan ibadah yang ia dapatkan kemanisannya.” (HR. Ahmad)
Semua mata pada hari kiamat akan menangis, kecuali mata yang menundukkan atas apa yang diharamkan oleh Allah, mata yang terjaga di jalan Allah dan mata yang menangis karena takut kepada Allah.” (HR. Ibnu Abi Dunya)
2. Menutup Aurat secara Sempurna
QS. Al-Ahzab : 59, QS.An- Nur : 31
Hai Asma, sesungguhnya perempuan itu apabila telah sampai umur/dewasa, maka tidak patut menampakkan sesuatu dari dirinya melainkan ini dan ini. Rasulullah berkata sambil menunjukkan kepada muka dan telapak tangan hingga peregelangannya sendiri.” (HR. Abu Dawud dan Aisyah)
Dari Abu sa’id RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : “Seorang laki-laki tidak boleh melihat aurat sesama lelaki, begitu pula seorang perempuan tidak boleh melihat aurat perempuan. Seorang laki-laki tidak boleh bersentuhan kulit sesama lelaki dalam satu selimut, begitu pula seorang perempuan tidak boleh bersentuhan kulit dengan sesama perempuan dalam satu selimut.” (HR. Muslim dikutip Imam Nawawi dalam Tarjamah Riyadhush Shalihin)
3.   Bagi wanita diperintahkan untuk tidak berlembut-lembut suara dihadapan laki-laki bukan mahram. (QS. Al-Ahzab : 32)
4. Dilarang bagi wanita bepergian sendirian tanpa mahramnya sejauh perjalanan satu hari.
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Tidak halal bagi seorang perempuan yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk bepergian yang memakan waktu sehari semalam kecuali bersama mahramnya.”
(HR. Bukhari Muslim dikutip Imam Nawawi dalam Tarjamah Riyadush Shalihin)
5. Dilarang “berkhalwat” (berdua-duaan antara pria dan wanita)
Dari Ibnu Abbas RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : “janganlah sekali-kali salah seorang diantara kalian bersunyi-sunyi dengan perempuan, kecuali disertai muhrimnya.” (HR. Bukhari Muslim dikutip Imam Nawawi dalam Tarjamah Riyadush Shalihin)
6. Laki-laki dilarang berhias menyerupai perempuan, juga sebaliknya.
Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata : “Rasulullah SAW mwlaknat kaum laki-laki yang suka menyerupai kaum wanita dan melaknat kaum wanita yang suka menyerupai kaum laki-laki.” (HR. Bukhari dikutip Imam Nawawi dalam Tarjamah Riyadush Shalihin)
TATA KRAMA/TATA TERTIB SEKOLAH
1.  Yang dimaksud dengan tata krama dan tata tertib / peraturan sekolah ini adalah semua ketentuan yang mengatur kehidupan sekolah sebagai rambu-rambu bagi siswa dalam bersikap dan bertingkah laku, berucap, bertindak dan melaksankan kegiatan sehari-hari di sekolah dalam rangka menciptakan iklim dan kultur sekolah yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang efektif.
2.   Siswa adalah pelajar yang memenuhi syarat serta terdaftar secara syah pada SMK MINQU Gumukmas  dan secara syah diperbolehkan mengikuti seluruh kegiatan sekolah
3.  Guru Piket adalah guru yang ditugaskan mengatur dan menertibkan jalannya proses belajar mengajar dan kegiatan-kegiatan lain di sekolah pada hari-hari yang telah ditentukan.
4.  Tata Krama dan tata tertib sekolah ini dibuat berdasarkan nilai-nilai yang dianut sekolah dan masyarakat sekitar yang meliputi nilai ketaqwaan, sopan santun pergaulan, kedisiplinan, ketertiban, kebersihan, kerapian, keamanan dan kenyamanan serta nilai-nilai yang mendukung kegiatan belajar-mengajar yang efektif.
5.  Setiap siswa wajib melaksanakan ketentuan yang tercantum dalam tata krama dan tata tertib ini secara konsekwen dan penuh kesadaran dan tanggungjawab.
6.  Setiap pelanggaran terhadap tata krama dan tata tertib sekolah ini akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

WAWASAN WIYATA MANDALA



WAWASAN WIYATA MANDALA
I. PENDAHULUAN
Dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional, iklim belajar mengajar yang dapat menumbuhkan percaya diri dan budaya belajar dikalangan masyarakat perlu terus dikembangkan agar tumbuh sikap dan perilaku kreatif, inovatif, dan keinginan untuk maju.
Sekolah sering dianggap sebagai satu-satunya tumpuan untuk mendidik anak, sehingga lupa pada factor-faktor lain yang menyebabkan beban sekolah menjadi semakin berat.
Oleh karena itu perlu diciptakan suatu pandangan atau wawasan yang dipakai untuk mengelola sekolah. Wawasan itu dikenal dengan istilah wawasan wiyata mandala.
Dalam mencipatakan wawasan wiyata mandala perlu diciptakan kondisi yang dinamis dan iklim yang menguntungkan disekolah agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan tertib, aman dan dalam suasana kekeluargaan. Oleh karena itu partisipasi seluruh komponen baik kepala sekolah, guru maupun karyawan
II. SEKOLAH DAN FUNGSINYA
Sekolah sebagai tempat penyelenggara proses belajar mengajar, menanamkan dan mengembangkan berbagai nilai, Iptek, keterampilan dan wawasan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Hal ini berarti bahwa sekolah merupakan lembaga formal yang utuh dan bulat, yang memiliki makna sebagai suatu kesatuan yang didalamnya terdiri dari bagian-bagian yang saling berperan dan berkaitan teranyam menjadi satu.
Apabila terjadi kekurangan atau tidak berfungsinya bagian-bagian itu maka akan menyebabkan fungsi sekolah akan terganggu sehingga akan menghambat pencapaian tujuan. Bagian-bagian itu antara lain gedung, perabot, bangku, meja, papan tulis, perpustakaan, laboratorium, aula (bentuk fisik dan kurikulum peserta didik, instruktur dan karyawan).
Keadaan fisik sekolah perlu dirawat dan dijaga dengan baik serta digunakan sesuai dengan fungsinya. Siswa dapat merawat dan menjaganya dengan berpedoman pada prinsip
5K yaitu Kebersihan, Keamanan, Ketertiban, Keindahan dan Kekeluargaan.
Sekolah pada dasarnya mempunyai fungsi dan tugas menyelenggarakan proses pendidikan secara terencana, tertib dan teratur. Sekolah juga dapat dipandang sebagai masyarakat belajar yang utuh dan bulat yang memiliki kepribadian tersendiri. Sebagai masyarakat belajar maka sekolah tidak dapat dilepaskan dengan kehidupan masyarakat pada umumnya, karena sekolah sebenarnya merupakan sub system dari kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
III. ARTI DAN MAKNA WAWASAN WIYATA MANDALA
Wawasan secara harafiah berarti pandangan, penglihatan atau tanggapan inderawi. Dan juga dapat diartikan sebagai cara memandang atau cara melihat atau cara meninjau. Kata wawasan berarti pengajaran atau pendidikan sedangka mandala berarti lingkungan atau lingkaran atau daerah. Jadi Wawasan Wiyata Mandala berarti cara pandang kalangan pendidikan tentang keberadaan sekolah sebagai pengemban tugas dan fungsi sekolah di lingkungan masyarakat.
Agar tujuan pendidikan dan fungsi serta tugas sekolah dapat terlaksana dengan baik maka diperlukan pandangan yang sama dari seluruh warga mengenai sekolah sebagai lembaga pendidikan.
Setiap sekolah wajib menyelenggarakan seluruh proses pendidikan di seklahnya. Kesatuan pandang yang disebut Wawasan Wiyata Mandala merupakan kebijakan di lingkungan sekolah. Wawasan Wiyata Mandala harus merupakan satu kesatuan yang menjamin berlangsungnya proses pendidika di sekolah secara efisien dan efektif. Wawasan Wiyata Mandala merupakan wawasan yang mengikat seluruh warga sekolah sebagai suatu wahana menuju tercapainya suatu tujuan pendidikan nasional.
Unsur-unsur Wawasan Wiyata Mandala :
1. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan
2. Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggun jawab penuh atas penyelenggaraan pendidikan dalam lingkungan sekolahnya.
3. Antara guru dan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan kerjasama yang erat untuk mengemban tugas pendidikan.
4. Para warga sekolah di dalam maupun diluar sekolah, harus senantiasa menjunjung tinggi martabat dan citra guru.
5. Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya mendukung antar warga.
IV. SEKOLAH SEBAGAI LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Dikarenakans sekolah sebagai Wiyata Madala atau lingkungan pendidikan maka sekolah tidak boleh digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang memiliki tujuan yang bertentangan dengan tujuan pendidikan. Sekolah merupakan tempat siswa belajar dan guru mengajar, tempat untuk menuntut ilmu, tempat membina dan mengembangkan pandangan hidup dan kepribadian bangsaa, tata karma, nilai-nilai agama, Iptek serta berbagai macam keterampilan siswa.
Oleh karena itu sudah sewajarnya kita mempunyai kewajiban moral untuk senantiasa menjunjung tinggi nama baik sekolah, menghormati sekolah, serta menjaga dan melindungi sekolah dari segala macam unsure yang dapat menganggu proses pendidikan. Disini diperlukan kemanunggalan, persatuan dan kesatuan warga sekolah untuk menghadapi segala kemungkinan yang dapat mengganggu jalannya proses belajar mengajar disekolah. Setiap warga sekolah harus dapat menunjukan loyalitas atau pengabdian kepada sekolah.
Untuk itu maka peran aktif siswa dan guru dalam proses belajar mengajar sangat diperlukan. Tugas guru dan siswa adalah menciptakan suasana kelas sedemikian rupa sehingga terjadi interaksi yang mendorong para siswa untuk belajar interaktif. Dalam hal ini yang mendapat perhatian adalah :
1. Bentuk pengaturan perabot disesuaikan dengan situasi kelas.
2. Jumlah kelompok dalam kelas
3. Jumlah siswa dalam kelompok
Keaktifan siswa dapat tercipta dengan langkah sebagai berikut :
1. Siswa ikut secara aktif dalam pelajaran
2. Sikap positif siswa dalam mengikuti pelajaran
3. Menggunakan kesempatan baik dalam mengambil keputusan
4. Sikap guru yang positif dalam mengambil keputusan
Dalam hal ini perlu juga dukungan dari semua pihak untuk berlangsungnya kegiatan ekstrakurikuler disamping kegiatan kurikuler.
Kondisi yang mendukung kegiatan Wawasan Wiyata Mandala :
1. Menaati tata tertib sekolah
Tata tertib sekolah disusun secara operasional untuk mengatur tingakah laku dan sikap siswa dan guru serta karyawan. Dalam tata tertib sekolah dikemukakan tentang hal-hal yang diharuskan, dianjurkan dan yang tidak boleh dilakukan dalampergaulan di lingkungan sekolah.
2. Hormat dan taat pada guru
Guru memiliki tugas professional yaitu mendidik dalam rangka mengembangkan keterampilan. Tugas berat guru adalah tugas kemasyarakatan yaitu ikut serta mengembangkan terbentuknya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
3. Kerjasama antar warga sekolah
Antara warga sekolah dan masyarakat harus ada saling pengertian dan kerjasama yang erat untuk mengembangkan tugas pendidikan. Kerjasama ini akan menimbulkan saling pengertian dan akan lebih membuka cakrawala pandangan oran tua siswa tentang hal-hal yang menjadi tugas dan tanggungjawab dalam mendidika anaknya.
V. KETAHANAN SEKOLAH DALAM WAWASAN WIYATA MANDALA
Ketahanan sekolah adalah suatu kondisi dinamis yang berisi kemampuan dan ketangguhan dlam menghadapi tantangan dan hambatan yang timbul dari dalam dan dari luar sekolah yang langsung ataupun tidak langsung dapat mengganggu proses belajar mengajar. Kondisi dinamik yang dimaksud adalah suatu keadaan yang menunjukan adanya kekuatan positif yang sumbernya antara lain dari siswa yang aktif melaksanakan tugasnya sesuai dengan fungsi masing-masing, maupun unsru kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, staf tata usaha dan anggota masyarakat di lingkungan seklah.
Untuk mencipta ketahanan sekolah maka perlu dicipta :
1. Menaati dan memenuhi tata tertib sekolah
2. Menjaga nama baik diri sendiri, orang tua, keluarga dan sekolah
3. Menghormati kepala sekolah, guru dan karyawan
4. Belajar keras, teratur dan terencana
5. Melaksanakan upacara bendera dengan tertib,disiplin, khidmat dan penuh kesungguhan.
6. Memelihara 7 K
VI. PENUTUP
Seperti telah diuraikan diatas bahwa Wawasan Wiyata Mandala diartikan sebagai suatu pandangan atau tinjauan mengenai lingkungan pendidikan. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan secara ideal harus mempunyai kelengkapan yang memadai. Suasana kondusif dan dinamis dukungan partisipasi keluarga, masyarakat dan pemerintah yang lebih positif juga sangat diperlukan. Disamping itu semua komponen harus memiliki rasa memiliki dan rasa tanggungjawab terhadap terpeliharanya dan terbinanya lebaga pendidikan sehingga terjamin kelancaran proses belajar mengajar yang mendukung masukan yang diharapkan.

Rabu, 25 Mei 2016

MENJADI GURU YANG IDEAL, KREATIF DAN INOVATIF

MENJADI GURU YANG IDEAL, KREATIF  DAN INOVATIF
Pengalaman  menjadi guru kurang lebih 12  (dua belas) tahun, sejak tahun 2003 sampai dengan sekarang di tempat sekolah mengajar, meskipun masih banyak belajar dalam  meningkatkan kualitas mengajar penulis. Hanya untuk berbagi pengalaman kepada guru-guru lain sebagai bahan evaluasi dan interopeksi kedepan demi  pengembangan lembaga pendidikan yang mampu menciptakan generasi unggulan.
     Menjadi guru yang ideal, kreatif, dan inovatif merupakan suatu profesi yang harus dimiliki oleh guru. Masa depan di tentukan oleh kader-kader bangsa, sedangkan tanggung jawab utama dalam memberikan bimbingan generasi  penerus ditentukan oleh peranan guru sebagai pendidik, karena mereka  yang langsung berinteraksi sengan siswa  dalam pembentukan kepribadian, pengalaman,mengembangkan imajinasi dan membuat mereka tangguh menghadapi masa depan.

1.   Melengkapi Administrasi Guru
            Sebagai  seorang guru, tugas administrasi sudah melekat dalam diri seorang guru, dari mulai melamar menjadi guru,  kemudian  diterima mengajar  dengan adanya keputusan yayasan, surat intruksi kepala  sekolah, dan lain-lain.  Adapun seorang guru harus melengkapi  kelengkapan  administrasi  apabila hendak memasuki kelas, dengan lengkapnya administrasi  berarti guru tersebut sudah siap membimbing anak didiknya. Administrasi guru yang harus dilengkapi, diantaranya : Standar Isi / SKKD, Kalender Pendidikan, Kriteria Ketuntasan Minimal, Program Tahunan, Program Semester, Rencana Program Pengajaran, Buku Nilai,Kegiatam Harian Guru, Absensi Tatap Muka, Buku Acuan, LKS,Analisis Hasil Ulangan Harian, Program remedial dan Program pengayaan.

           Seorang guru ideal senantiasa menyiapkan catatan perjalanan selama melakukan tugas di tempat dia bekerja.Semua  tugas administrasi ini harus dilakukan  dengan baik dan profesional. Jangan sampai mengecewakan , karena akan dinilai dan diamati  oleh orang lain, khususnya kepala sekolah, yayasan, dan pengawas sekolah..
2.   Menguasai materi pelajaran secara mendalam
                  Kemampuan menguasai bahan  harus dimiliki betul oleh seorang guru, kemampuan  menguasai bahan atau materi pelajaran yang diajarkan terdiri dari dua bagian , yaitu :
a.       Menguasai bahan  bidang studi dan kurikulum sekolah, dapat dilakukan dengan cara :
-          Mengkaji  bahan kurikulum bidang studi.
-          Mengkaji isi buku-buku teks bidang studi yang bersangkutan.
-          Melaksanakan kegiatan-kegiatan  yang disarankan dalam kurikulum bidang studi yang bersangkutan.
b.      Menguasai bahan pendalaman/aplikasi bidang studi, dapat dilakukan dengan cara :
-          Mempelajari ilmu yang relevan.
-          Mempelajari aplikasi bidang ilmu ke dalam bidang ilmu lain (untuk program-program studi tertentu).
-          Mempelajari cara menilai kurikulum bidang studi.
3.      Mempunyai wawasan  luas
            Seorang guru senantiasa menambah wawasannya selain mata pelajaran yang ia ajarkan kepada anak didiknya. Wawasan dapat diperoleh  dari berbagai media baik televisi, internet, majalah, media massa, bahkan sering berbagi pengalaman dalam membuat pembelajaran yang menarik  dengan berdiskusi  dengan guru lainnya  dalam suatu acara forum ilmiah yang diadakan di departemen pendidikan tempat guru berada, sehingga dapat memperluas pemikirannya untuk membantu dalam proses pembelajaran dikelas.
4.      Komunikatif
            Yakinlah, murid lebih menerima dan menyenangi guru yang sering menyapa dan sering menanyakan kondisi muridnya daripada guru yang egois, yang datang hanya untuk menerangkan pelajaran, setelah itu pulang.Ia   tidak mau peduli persoalan anak didiknya.
              Pentingnya guru berkomunikasi dengan anak didiknya, menyapa anak didik, menanyakan bagaimana kondisinya, capek, lemas atau tetap semangat. Ketika guru  bertanya kepada murid, murid merasa diperhatikan, sehingga guru dianggap  bagian darinya.
5.      Menggabungkan teori dengan praktek
            Praktek merupakan pelengkap dari teori, ilmu dapat berkembang dengan pesat. Anak-anak pun  terlatih untuk menerapkan ilmu yang dipelajari. Dari sini kita akan mengevaluasi pemahamannya terhadap materi yang diajarkan.

            Dari kegiatan praktek, siswa akan terdorong untuk mengembangkan materi  yang telah disampaikan. Dengan praktek, daya ingat anak didik akan kuat dan tinggi. Pembelajaran akan efektif dengan menggabungkan teori dengan praktek, karena telah melibatkan otak kiri dan otak kanan anak didik.
6.      Mengetahui potensi anak didik
            Setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda-beda. Sebagai seorang guru harus dapat mengetahui potensi apa yang dimiliki oleh anak didiknya. Potensi  ini merupakan asset  nasional sekaligus sebagai modal dasar pembangunan bangsa. Potensi ini hanya dapat digali dan dikembangkan  serta dipupuk secara efektif melalui strategi pendidikan dan pembelajaran yang terarah dan terpadu, yang dikelola secara serasi dan seimbang dengan  memperhatikan  pengembangan  potensi peserta didik secara utuh dan optimal.
            Tujuan dari  mengajar atau “teaching” adalah membantu peserta didik memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar). Sedangkan pembelajaran adalah  upaya untuk membelajarkan  peserta didik. Pembelajaran dapat  mencapai hasil yang optimal guru perlu memahami karakteristik peserta didik.
            Menurut Piaget sejak lahir peserta didik  mengalami tahap-tahap perkembangan kognitif. Setiap tahapan perkembangan  kognitif tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda, yaitu :
a.    Perkembangan  kemampuan peserta ddik  usia sampai 5 tahun (TK). Pada usia ini,  anak (peserta didik) berada dalam periode  “praoperasional” dalam menyelesaikan persoalan,  ditempuh melalui tindakan nyata dengan jalan memanipulasibenda atau objek yang bersangkutan.Nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga akan diimitasi dan identifikasi.  Keterkaitan peserta didik  dengan suasana  dan lingkungan keluarga sangat besar.
b.   Perkembangan peserta didik usia  6-12 tahun (SD). Pada usia ini peserta dalam operasional konkrit setiap menyelelesaikan masalah sudah mulai ditempuh dengan  berpikir, tidak lagi terlalu terikat pada  keadaan nyata. Perkembangan moral peserta didik  pada masa ini  sangat dipengaruhi oleh kematangan intelektual dan interaksi denga n lingkungannya.
c.    Perkembangan kemampuan  peserta didik usia  13-15 tahun (SLTP). Pada usia ini peserta didik  memasuki masa remaja, periode formal operasional dalam perkembangan  cara  berpikir mulai meningkat ke taraf yang lebih tinggi, abstrak dan rumit. Kemampuan  mengolah  informasi dari lingkungan sudah semakin berkembang.
            Setiap tugas perkembangan individu memiliki  tugas-tugas perkembanganyang harus diselesaikan dalam hidupnya.Tugas perkembangan yang berhasil adalah yang dapat direalisasikan dalam hidupnya sesuai dengan situasi dan kondisi.
7.      Memiliki variasi pendekatan, Metode, Model , dan Media
            Seorang guru  senantiasa menggunakan metodologi  pembelajaran yang bervariatif. Metodologi berupa  pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, model pembelajaran, dan  media pembelajaran  yang digunakan pasti berbeda dari konsep yang akan diberikan. Dengan bervariasinya  metodologi pembelajaran yang diberikan kepada siswa  pembelajaran akan lebih berhasil.
8.      Materi pelajaran tidak menyimpang
            Dalam  mengajar, seorang guru harus berkonsentrasi penuh  pada satu arah, satu target, dan satu tujuan  yang dicanangkan, sehingga hasilnya  bisa maksimal. Misalkan guru menjelaskan materi tentang struktur tubuh mausia, ia harus  berbicara seputar  tubuh manusia dan hal-hal lain yang bersifat menunjang. Jangan sampai  menerangkan tentang tubuh manusia, anak diajak lebih jauh tentang masalah politik karena sedang trennya informasi politik pada saat itu, yang justru menghabiskan waktu  mengajar karena mengikuti selera dan kepentingan guru.
9.      Learning by playing
            Belajar dengan permainan (Learning by playing) dapat menciptakan anak  dapat belajar melalui permainan. Banyak hal yang dapat anak pelajari dengan permainan, keseimbangan antara motorik halus dan motorik kasar sangat mempengaruhi perkembangan psikologis anak. Permainan akan memberikan kesempatan untuk belajar menghadapi situasi kehidupan sekaligus belajar memecahkan masalah.
10.  Kreatif dengan membuat media sendiri
                        Guru yang kreatif, selalu terobsesi untuk membuat media  pembelajaran  dengan idenya sendiri, yang tentunya dari berbagai bacaan yang telah ia kaji. Media yang dibuat guru akan lebih mengena kepada siswa karena guru sendiri yang mengetahui  materi pa yang hendak disampaikan, dan apakah dengan alat tersebut siswa dapat memahaminya. Contoh media yang  telah dibuat penulis berupa poster komik interaktif, media kartu kuartet, media puzzle, dan  media carta tempel. Dengan tujuan anak  dapat belajar dengan  cara yang menyenangkan (Learning by Playing) yang tentunya  berdasarkan materi yang  kita sampaikan.
diambil dari: Academia Edu