MENJADI GURU YANG
IDEAL, KREATIF DAN INOVATIF
Pengalaman menjadi guru kurang lebih 12 (dua belas) tahun, sejak tahun 2003 sampai
dengan sekarang di tempat sekolah mengajar, meskipun masih banyak belajar dalam meningkatkan kualitas mengajar penulis. Hanya
untuk berbagi pengalaman kepada guru-guru lain sebagai bahan evaluasi dan
interopeksi kedepan demi pengembangan
lembaga pendidikan yang mampu menciptakan generasi unggulan.
Menjadi guru yang ideal, kreatif, dan
inovatif merupakan suatu profesi yang harus dimiliki oleh guru. Masa depan di
tentukan oleh kader-kader bangsa, sedangkan tanggung jawab utama dalam
memberikan bimbingan generasi penerus
ditentukan oleh peranan guru sebagai pendidik, karena mereka yang langsung berinteraksi sengan siswa dalam pembentukan kepribadian,
pengalaman,mengembangkan imajinasi dan membuat mereka tangguh menghadapi masa
depan.
1. Melengkapi
Administrasi Guru
Sebagai seorang guru, tugas administrasi sudah
melekat dalam diri seorang guru, dari mulai melamar menjadi guru, kemudian
diterima mengajar dengan adanya
keputusan yayasan, surat intruksi kepala
sekolah, dan lain-lain. Adapun
seorang guru harus melengkapi kelengkapan administrasi
apabila hendak memasuki kelas, dengan lengkapnya administrasi berarti guru tersebut sudah siap membimbing
anak didiknya. Administrasi guru yang harus dilengkapi, diantaranya : Standar
Isi / SKKD, Kalender Pendidikan, Kriteria Ketuntasan Minimal, Program Tahunan,
Program Semester, Rencana Program Pengajaran, Buku Nilai,Kegiatam Harian Guru,
Absensi Tatap Muka, Buku Acuan, LKS,Analisis Hasil Ulangan Harian, Program
remedial dan Program pengayaan.
Seorang
guru ideal senantiasa menyiapkan catatan perjalanan selama melakukan tugas di
tempat dia bekerja.Semua tugas
administrasi ini harus dilakukan dengan
baik dan profesional. Jangan sampai mengecewakan , karena akan dinilai dan
diamati oleh orang lain, khususnya
kepala sekolah, yayasan, dan pengawas sekolah..
2. Menguasai
materi pelajaran secara mendalam
Kemampuan
menguasai bahan harus dimiliki betul
oleh seorang guru, kemampuan menguasai
bahan atau materi pelajaran yang diajarkan terdiri dari dua bagian , yaitu :
a.
Menguasai bahan bidang studi dan kurikulum sekolah, dapat
dilakukan dengan cara :
-
Mengkaji
bahan kurikulum bidang studi.
-
Mengkaji isi buku-buku teks bidang studi
yang bersangkutan.
-
Melaksanakan kegiatan-kegiatan yang disarankan dalam kurikulum bidang studi
yang bersangkutan.
b.
Menguasai bahan pendalaman/aplikasi
bidang studi, dapat dilakukan dengan cara :
-
Mempelajari ilmu yang relevan.
-
Mempelajari aplikasi bidang ilmu ke
dalam bidang ilmu lain (untuk program-program studi tertentu).
-
Mempelajari cara menilai kurikulum
bidang studi.
3. Mempunyai
wawasan luas
Seorang guru senantiasa menambah
wawasannya selain mata pelajaran yang ia ajarkan kepada anak didiknya. Wawasan
dapat diperoleh dari berbagai media baik
televisi, internet, majalah, media massa, bahkan sering berbagi pengalaman
dalam membuat pembelajaran yang menarik
dengan berdiskusi dengan guru
lainnya dalam suatu acara forum ilmiah
yang diadakan di departemen pendidikan tempat guru berada, sehingga dapat
memperluas pemikirannya untuk membantu dalam proses pembelajaran dikelas.
4. Komunikatif
Yakinlah, murid lebih menerima dan
menyenangi guru yang sering menyapa dan sering menanyakan kondisi muridnya daripada
guru yang egois, yang datang hanya untuk menerangkan pelajaran, setelah itu
pulang.Ia tidak mau peduli persoalan
anak didiknya.
Pentingnya guru berkomunikasi
dengan anak didiknya, menyapa anak didik, menanyakan bagaimana kondisinya,
capek, lemas atau tetap semangat. Ketika guru
bertanya kepada murid, murid merasa diperhatikan, sehingga guru
dianggap bagian darinya.
5. Menggabungkan
teori dengan praktek
Praktek merupakan pelengkap dari
teori, ilmu dapat berkembang dengan pesat. Anak-anak pun terlatih untuk menerapkan ilmu yang
dipelajari. Dari sini kita akan mengevaluasi pemahamannya terhadap materi yang
diajarkan.
Dari kegiatan praktek, siswa akan
terdorong untuk mengembangkan materi
yang telah disampaikan. Dengan praktek, daya ingat anak didik akan kuat
dan tinggi. Pembelajaran akan efektif dengan menggabungkan teori dengan praktek,
karena telah melibatkan otak kiri dan otak kanan anak didik.
6. Mengetahui
potensi anak didik
Setiap peserta didik memiliki
potensi yang berbeda-beda. Sebagai seorang guru harus dapat mengetahui potensi
apa yang dimiliki oleh anak didiknya. Potensi
ini merupakan asset nasional
sekaligus sebagai modal dasar pembangunan bangsa. Potensi ini hanya dapat
digali dan dikembangkan serta dipupuk
secara efektif melalui strategi pendidikan dan pembelajaran yang terarah dan
terpadu, yang dikelola secara serasi dan seimbang dengan memperhatikan
pengembangan potensi peserta
didik secara utuh dan optimal.
Tujuan dari mengajar atau “teaching” adalah membantu
peserta didik memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir,
sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar).
Sedangkan pembelajaran adalah upaya
untuk membelajarkan peserta didik.
Pembelajaran dapat mencapai hasil yang
optimal guru perlu memahami karakteristik peserta didik.
Menurut Piaget sejak lahir peserta
didik mengalami tahap-tahap perkembangan
kognitif. Setiap tahapan perkembangan
kognitif tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda, yaitu :
a.
Perkembangan kemampuan peserta ddik usia sampai 5 tahun (TK).
Pada usia ini, anak (peserta didik)
berada dalam periode “praoperasional”
dalam menyelesaikan persoalan, ditempuh
melalui tindakan nyata dengan jalan memanipulasibenda atau objek yang
bersangkutan.Nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga akan diimitasi dan
identifikasi. Keterkaitan peserta
didik dengan suasana dan lingkungan keluarga sangat besar.
b.
Perkembangan
peserta didik usia 6-12 tahun (SD).
Pada usia ini peserta dalam operasional konkrit setiap menyelelesaikan masalah
sudah mulai ditempuh dengan berpikir,
tidak lagi terlalu terikat pada keadaan
nyata. Perkembangan moral peserta didik
pada masa ini sangat dipengaruhi
oleh kematangan intelektual dan interaksi denga n lingkungannya.
c.
Perkembangan
kemampuan peserta didik usia 13-15 tahun (SLTP).
Pada usia ini peserta didik memasuki
masa remaja, periode formal operasional dalam perkembangan cara
berpikir mulai meningkat ke taraf yang lebih tinggi, abstrak dan rumit.
Kemampuan mengolah informasi dari lingkungan sudah semakin
berkembang.
Setiap tugas perkembangan individu
memiliki tugas-tugas perkembanganyang
harus diselesaikan dalam hidupnya.Tugas perkembangan yang berhasil adalah yang
dapat direalisasikan dalam hidupnya sesuai dengan situasi dan kondisi.
7. Memiliki
variasi pendekatan, Metode, Model , dan Media
Seorang guru senantiasa menggunakan metodologi pembelajaran yang bervariatif. Metodologi
berupa pendekatan pembelajaran, metode
pembelajaran, model pembelajaran, dan
media pembelajaran yang digunakan
pasti berbeda dari konsep yang akan diberikan. Dengan bervariasinya metodologi pembelajaran yang diberikan kepada
siswa pembelajaran akan lebih berhasil.
8. Materi
pelajaran tidak menyimpang
Dalam mengajar, seorang guru harus berkonsentrasi
penuh pada satu arah, satu target, dan
satu tujuan yang dicanangkan, sehingga
hasilnya bisa maksimal. Misalkan guru
menjelaskan materi tentang struktur tubuh mausia, ia harus berbicara seputar tubuh manusia dan hal-hal lain yang bersifat
menunjang. Jangan sampai menerangkan
tentang tubuh manusia, anak diajak lebih jauh tentang masalah politik karena
sedang trennya informasi politik pada saat itu, yang justru menghabiskan waktu mengajar karena mengikuti selera dan kepentingan
guru.
9. Learning
by playing
Belajar
dengan permainan (Learning by playing)
dapat menciptakan anak dapat belajar
melalui permainan. Banyak hal yang dapat anak pelajari dengan permainan,
keseimbangan antara motorik halus dan motorik kasar sangat mempengaruhi
perkembangan psikologis anak. Permainan akan memberikan kesempatan untuk
belajar menghadapi situasi kehidupan sekaligus belajar memecahkan masalah.
10. Kreatif
dengan membuat media sendiri
Guru yang kreatif, selalu terobsesi untuk
membuat media pembelajaran dengan idenya sendiri, yang tentunya dari
berbagai bacaan yang telah ia kaji. Media yang dibuat guru akan lebih mengena
kepada siswa karena guru sendiri yang mengetahui materi pa yang hendak disampaikan, dan apakah
dengan alat tersebut siswa dapat memahaminya. Contoh media yang telah dibuat penulis berupa poster komik
interaktif, media kartu kuartet, media puzzle, dan media carta tempel. Dengan tujuan anak dapat belajar dengan cara yang menyenangkan (Learning by Playing) yang tentunya
berdasarkan materi yang kita
sampaikan.
diambil dari: Academia Edu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar