Translate/Terjemah

Rabu, 25 Mei 2016

MENJADI GURU YANG IDEAL, KREATIF DAN INOVATIF

MENJADI GURU YANG IDEAL, KREATIF  DAN INOVATIF
Pengalaman  menjadi guru kurang lebih 12  (dua belas) tahun, sejak tahun 2003 sampai dengan sekarang di tempat sekolah mengajar, meskipun masih banyak belajar dalam  meningkatkan kualitas mengajar penulis. Hanya untuk berbagi pengalaman kepada guru-guru lain sebagai bahan evaluasi dan interopeksi kedepan demi  pengembangan lembaga pendidikan yang mampu menciptakan generasi unggulan.
     Menjadi guru yang ideal, kreatif, dan inovatif merupakan suatu profesi yang harus dimiliki oleh guru. Masa depan di tentukan oleh kader-kader bangsa, sedangkan tanggung jawab utama dalam memberikan bimbingan generasi  penerus ditentukan oleh peranan guru sebagai pendidik, karena mereka  yang langsung berinteraksi sengan siswa  dalam pembentukan kepribadian, pengalaman,mengembangkan imajinasi dan membuat mereka tangguh menghadapi masa depan.

1.   Melengkapi Administrasi Guru
            Sebagai  seorang guru, tugas administrasi sudah melekat dalam diri seorang guru, dari mulai melamar menjadi guru,  kemudian  diterima mengajar  dengan adanya keputusan yayasan, surat intruksi kepala  sekolah, dan lain-lain.  Adapun seorang guru harus melengkapi  kelengkapan  administrasi  apabila hendak memasuki kelas, dengan lengkapnya administrasi  berarti guru tersebut sudah siap membimbing anak didiknya. Administrasi guru yang harus dilengkapi, diantaranya : Standar Isi / SKKD, Kalender Pendidikan, Kriteria Ketuntasan Minimal, Program Tahunan, Program Semester, Rencana Program Pengajaran, Buku Nilai,Kegiatam Harian Guru, Absensi Tatap Muka, Buku Acuan, LKS,Analisis Hasil Ulangan Harian, Program remedial dan Program pengayaan.

           Seorang guru ideal senantiasa menyiapkan catatan perjalanan selama melakukan tugas di tempat dia bekerja.Semua  tugas administrasi ini harus dilakukan  dengan baik dan profesional. Jangan sampai mengecewakan , karena akan dinilai dan diamati  oleh orang lain, khususnya kepala sekolah, yayasan, dan pengawas sekolah..
2.   Menguasai materi pelajaran secara mendalam
                  Kemampuan menguasai bahan  harus dimiliki betul oleh seorang guru, kemampuan  menguasai bahan atau materi pelajaran yang diajarkan terdiri dari dua bagian , yaitu :
a.       Menguasai bahan  bidang studi dan kurikulum sekolah, dapat dilakukan dengan cara :
-          Mengkaji  bahan kurikulum bidang studi.
-          Mengkaji isi buku-buku teks bidang studi yang bersangkutan.
-          Melaksanakan kegiatan-kegiatan  yang disarankan dalam kurikulum bidang studi yang bersangkutan.
b.      Menguasai bahan pendalaman/aplikasi bidang studi, dapat dilakukan dengan cara :
-          Mempelajari ilmu yang relevan.
-          Mempelajari aplikasi bidang ilmu ke dalam bidang ilmu lain (untuk program-program studi tertentu).
-          Mempelajari cara menilai kurikulum bidang studi.
3.      Mempunyai wawasan  luas
            Seorang guru senantiasa menambah wawasannya selain mata pelajaran yang ia ajarkan kepada anak didiknya. Wawasan dapat diperoleh  dari berbagai media baik televisi, internet, majalah, media massa, bahkan sering berbagi pengalaman dalam membuat pembelajaran yang menarik  dengan berdiskusi  dengan guru lainnya  dalam suatu acara forum ilmiah yang diadakan di departemen pendidikan tempat guru berada, sehingga dapat memperluas pemikirannya untuk membantu dalam proses pembelajaran dikelas.
4.      Komunikatif
            Yakinlah, murid lebih menerima dan menyenangi guru yang sering menyapa dan sering menanyakan kondisi muridnya daripada guru yang egois, yang datang hanya untuk menerangkan pelajaran, setelah itu pulang.Ia   tidak mau peduli persoalan anak didiknya.
              Pentingnya guru berkomunikasi dengan anak didiknya, menyapa anak didik, menanyakan bagaimana kondisinya, capek, lemas atau tetap semangat. Ketika guru  bertanya kepada murid, murid merasa diperhatikan, sehingga guru dianggap  bagian darinya.
5.      Menggabungkan teori dengan praktek
            Praktek merupakan pelengkap dari teori, ilmu dapat berkembang dengan pesat. Anak-anak pun  terlatih untuk menerapkan ilmu yang dipelajari. Dari sini kita akan mengevaluasi pemahamannya terhadap materi yang diajarkan.

            Dari kegiatan praktek, siswa akan terdorong untuk mengembangkan materi  yang telah disampaikan. Dengan praktek, daya ingat anak didik akan kuat dan tinggi. Pembelajaran akan efektif dengan menggabungkan teori dengan praktek, karena telah melibatkan otak kiri dan otak kanan anak didik.
6.      Mengetahui potensi anak didik
            Setiap peserta didik memiliki potensi yang berbeda-beda. Sebagai seorang guru harus dapat mengetahui potensi apa yang dimiliki oleh anak didiknya. Potensi  ini merupakan asset  nasional sekaligus sebagai modal dasar pembangunan bangsa. Potensi ini hanya dapat digali dan dikembangkan  serta dipupuk secara efektif melalui strategi pendidikan dan pembelajaran yang terarah dan terpadu, yang dikelola secara serasi dan seimbang dengan  memperhatikan  pengembangan  potensi peserta didik secara utuh dan optimal.
            Tujuan dari  mengajar atau “teaching” adalah membantu peserta didik memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berfikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar). Sedangkan pembelajaran adalah  upaya untuk membelajarkan  peserta didik. Pembelajaran dapat  mencapai hasil yang optimal guru perlu memahami karakteristik peserta didik.
            Menurut Piaget sejak lahir peserta didik  mengalami tahap-tahap perkembangan kognitif. Setiap tahapan perkembangan  kognitif tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda, yaitu :
a.    Perkembangan  kemampuan peserta ddik  usia sampai 5 tahun (TK). Pada usia ini,  anak (peserta didik) berada dalam periode  “praoperasional” dalam menyelesaikan persoalan,  ditempuh melalui tindakan nyata dengan jalan memanipulasibenda atau objek yang bersangkutan.Nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga akan diimitasi dan identifikasi.  Keterkaitan peserta didik  dengan suasana  dan lingkungan keluarga sangat besar.
b.   Perkembangan peserta didik usia  6-12 tahun (SD). Pada usia ini peserta dalam operasional konkrit setiap menyelelesaikan masalah sudah mulai ditempuh dengan  berpikir, tidak lagi terlalu terikat pada  keadaan nyata. Perkembangan moral peserta didik  pada masa ini  sangat dipengaruhi oleh kematangan intelektual dan interaksi denga n lingkungannya.
c.    Perkembangan kemampuan  peserta didik usia  13-15 tahun (SLTP). Pada usia ini peserta didik  memasuki masa remaja, periode formal operasional dalam perkembangan  cara  berpikir mulai meningkat ke taraf yang lebih tinggi, abstrak dan rumit. Kemampuan  mengolah  informasi dari lingkungan sudah semakin berkembang.
            Setiap tugas perkembangan individu memiliki  tugas-tugas perkembanganyang harus diselesaikan dalam hidupnya.Tugas perkembangan yang berhasil adalah yang dapat direalisasikan dalam hidupnya sesuai dengan situasi dan kondisi.
7.      Memiliki variasi pendekatan, Metode, Model , dan Media
            Seorang guru  senantiasa menggunakan metodologi  pembelajaran yang bervariatif. Metodologi berupa  pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, model pembelajaran, dan  media pembelajaran  yang digunakan pasti berbeda dari konsep yang akan diberikan. Dengan bervariasinya  metodologi pembelajaran yang diberikan kepada siswa  pembelajaran akan lebih berhasil.
8.      Materi pelajaran tidak menyimpang
            Dalam  mengajar, seorang guru harus berkonsentrasi penuh  pada satu arah, satu target, dan satu tujuan  yang dicanangkan, sehingga hasilnya  bisa maksimal. Misalkan guru menjelaskan materi tentang struktur tubuh mausia, ia harus  berbicara seputar  tubuh manusia dan hal-hal lain yang bersifat menunjang. Jangan sampai  menerangkan tentang tubuh manusia, anak diajak lebih jauh tentang masalah politik karena sedang trennya informasi politik pada saat itu, yang justru menghabiskan waktu  mengajar karena mengikuti selera dan kepentingan guru.
9.      Learning by playing
            Belajar dengan permainan (Learning by playing) dapat menciptakan anak  dapat belajar melalui permainan. Banyak hal yang dapat anak pelajari dengan permainan, keseimbangan antara motorik halus dan motorik kasar sangat mempengaruhi perkembangan psikologis anak. Permainan akan memberikan kesempatan untuk belajar menghadapi situasi kehidupan sekaligus belajar memecahkan masalah.
10.  Kreatif dengan membuat media sendiri
                        Guru yang kreatif, selalu terobsesi untuk membuat media  pembelajaran  dengan idenya sendiri, yang tentunya dari berbagai bacaan yang telah ia kaji. Media yang dibuat guru akan lebih mengena kepada siswa karena guru sendiri yang mengetahui  materi pa yang hendak disampaikan, dan apakah dengan alat tersebut siswa dapat memahaminya. Contoh media yang  telah dibuat penulis berupa poster komik interaktif, media kartu kuartet, media puzzle, dan  media carta tempel. Dengan tujuan anak  dapat belajar dengan  cara yang menyenangkan (Learning by Playing) yang tentunya  berdasarkan materi yang  kita sampaikan.
diambil dari: Academia Edu

Menggapai Sukses Berjuang Dijalan Allah SWT

Menggapai Sukses Berjuang Dijalan Allah SWT

BagikanPin on PinterestShare on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedInShare on Tumblr
y29 
Landasan prinsip pola perjuangan dijalan Allah SWT yaitu Iman, Hijrah dan Jihad. Adapun secara teknis untuk mendapatkan kemenangan dan kesuksesan dalam berjuang dijalan Allah SWT maka setiap muslim harus mempunyai strategi yang telah diperintahkan oleh Allah SWT dan dicontohkan oleh rasulullah Muhammad SAW yaitu seorang muslim dalam berjuang dijalan Allah SWT harus Semangat, Kompak dan Fokus.
Semangat
Berjuang dijalan Allah SWT harus memiliki semangat yang tinggi untuk memenangkan atau mensukseskan amanah yang telah diterimanya. Semangat yang tinggi akan hadir pada jiwa-jiwa yang memahami dan meyakini pentingnya nilai perjuangan. Bagi yang meyakini betapa pentingnya nilai perjuangan dihadapan Allah SWT dan rosul-Nya maka akan tercipta strategi-strategi yang berkulitas. Allah SWT menggambarkan kualitas seorang mukmin yang sabar dapat mengalahkan 10 orang kafir, hal ini berdasarkan firman Allah SWT :
Hai nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti. (QS. Al Anfaal, 8:65).
Kompak
Semangat yang tinggi dan bergelora kalau tidak tersusun dan terkordinir dengan baik atau tidak kompak, maka tidak akan menghasilkan kekuatan yang sebenarnya. Ada pepatah yang mengatakan kebatilan yang tersusun rapi (teratur) dapat mengalahkan kebenaran yang tidak tersusun rapi atau tidak teratur. Allah SWT sangat menyukai seorang mumin berjuang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur, sebagaimana firman-Nya :
Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (QS. Ash Shaff, 61:4).
Bersiap-siaga
Berjuang dijalan Allah SWT harus tetap siap siaga, yaitu siap siaga menerima interuksi dalam kondisi apapun, sebagaimana firman-Nya :
Hai orang-orang yang beriman, bersiap siagalah kamu, dan majulah (ke medan pertempuran) berkelompok-kelompok, atau majulah bersama-sama! (QS. An Nisa, 4:71).
Pembagian Tugas
Kekompakan berjuang dijalan Allah SWT akan tercipta apabila adanya pembagian tugas yang jelas, sebagaimana firman-Nya :
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang dien dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS. At Taubah, 9:122).
Fokus
Berjuang dijalan Allah SWT untuk mendapatkan hasil yang optimal maka harus bersikap fokus, yaitu fokus terhadap tugas dan amanah yang telah diberikannya, fokus untuk menyelesaikanya dengan sebaik-baiknya, sebagaimana firman-Nya :
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. Ar Ruum, 30:30).
Oleh Karena itu, hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus (Islam) sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak (kedatangannya): pada hari itu mereka terpisah-pisah. (QS. Ar Ruum, 30:43).